Kekeliruan Penggunaan Kata “DI” dalam Penulisan Bahasa Indonesia – Saya lebih suka menyebut sebuah kesalahan dalam berbahasa tulis dengan menggunakan kata “kekeliruan” Hal ini lebih ringan dirasakan daripada harus menggunakan kata “kesalahan”. Alasannya sederhana, sebab kesalahan dalam berbahasa termasuk bahasa tulis umumnya terjadi karena pemahaman berbahasa yang masih kurang. (Bukan maksud menggurui)
DIKUNCI SEHARUSNYA DITULIS SERANGKAI, DI LUAR SEHARUSNYA DITULIS TERPISAH |
Banyak dari kita mungkin masih bingung dalam penggunaan kata “DI” terutama mengenai kapankah kata “DI” ditulis terpisah dan ditulis serangkai? Misalnya! mana yang benar di rumah atau dirumah, di sayang, atau disayang?
Bagi beberapa orang mungkin akan berpikir apa masalahnya kata “DI” dipisah dan tidak! Bukankah itu sama saja? Anggapan seperti ini adalah anggapan keliru yang segera mungkin harus diberikan pemahaman bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Sebab dalam ilmu bahasa penerapan kata “DI” dalam Bahasa tulis memiliki dua perbedaan yaitu penggunaan kata “DI” sebagai kata depan dan kata “DI” sebagai imbuhan. Kata “DI” sebagai kata depan adalah kata “DI” yang ditulis terpisah sementara kata “DI” sebagai imbuhan adalah kata “DI” yang ditulis serangkai atau tidak terpisah.
Baca juga: 4 Kata dalam Bahasa Indonesia yang Sering Keliru digunakan
Baca juga: 4 Kata dalam Bahasa Indonesia yang Sering Keliru digunakan
Perbedaan penggunaan kata “DI” sebagai kata depan dan imbuhan mungkin akan sedikit membingungkan dan membuat dilema jika kita masih bingung mengenai cara penempatan kata “DI”yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Padahal ada cara sederhana yang dapat dibilang mudah dan gampang diterapkan. Hal ini adalah dengan mengetahui syarat dan aturan dalam bahasa Indonesia mengenai penempatan kata “DI” yang tepat.
Kamaludin seorang Stand Up comedian yang juga seorang mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia saat melakukan Stand Up Comedy dalam acara SUCI 6 di Kompas TV pernah menyentil permasalahan ini dengan ulasan sederhana dan jenaka dalam salah satu materi Stand Up-nya. “Penggunaan kata “DI” ditulis terpisah umumnya ketika disandingkan dengan kata benda/tunjuk atau menunjukkan tempat dan waktu. Sementara ditulis serangkai (tidak terpisah) ketika kata “DI” disandingkan dengan kata kerja atau kata sifat” Hal ini seperti yang dicontohkannya.
kata “dicium” harus ditulis serangkai (tidak terpisah) sebab jika ditulis terpisah! Bagaimana bisa mencium kan jauh?
Begitu pun kata “dipeluk” kalau dipisah bagaimana bisa memeluk?
Oleh karena itu jika melihat penjelasan sederhana dan jenaka berdasarkan ulasan Kamaludin di atas! Kita dapat mengidentifikasi penggunaan kata “DI” ditulis terpisah apabila menunjukkan tempat dan waktu sementara ditulis tidak terpisah apabila tidak menunjukkan tempat dan waktu atau disandingkan dengan kata kerja atau kata sifat.
Mungkin masih banyak penjelasan lain dari pakar bahasa atau ahlinya, tetapi dengan memahami sedikit ulasan di atas berdasarkan penjelasan Kamaludin kita bisa mengidentifikasi dan menerapkan penggunaan kata “DI” dengan cara berikut!
Selain dengan mengidentifikasi kata kerja/sifat dan kata benda/tunjuk (menunjukkan waktu atau tempat). Penggunaan kata “DI” juga dapat diidentifikasi dengan menyamakan kata “DI” dengan awalan “ME” dengan cara mengganti kata “DI” menjadi awalan “ME” untuk menguji kata “DI” yang ditulis serangkai (tidak dipisah).
CONTOH:
“DICIUM” bisa diubah menjadi “MENCIUM”
“DIPISAH” bisa diubah menjadi “MEMISAH”
“DIUBAH” bisa diubah menjadi “MENGUBAH”
Jika kata “DI” diubah menjadi “ME” dan menjadi seperti di atas! Berarti penggunaan kata “DI” dalam contoh di atas seperti kata “DICIUM, DIPISAH, dan DIUBAH” memang harus ditulis serangkai (tidak dipisah).
Sekarang coba kita tes dengan menggunakan kata benda/tunjuk (menunjukkan waktu atau tempat)
CONTOH:
“DI RUMAH” bisa diubah menjadi “MERUMAH?”
“DI ATAS” bisa diubah menjadi “MENGATAS?”
“DI SEKOLAH” bisa diubah menjadi “MENYEKOLAH?”
Terlihat kenjanggalan dan keanehan jika kita menyamakan posisi kata “DI” dengan awalan “ME” yang disandingkan dengan kata benda/tunjuk (menunjukan waktu atau tempat). Kejanggalan ini apabila ditemukan melalui uji kata “DI” yang disamakan dengan awalan “ME” seperti contoh di atas! ini berarti penulisan kata “DI” harus ditulis terpisah bukan serangkai.
Mungkin di antara sobat ada yang mengklaim, bukankah kata “DI SEKOLAH” bisa menjadi “MENYEKOLAHKAN?” begitupun kata “DI ATAS” bisa menjadi “MENGATASI?”
Jika ada yang berpikir seperti perkiraan saya terhadap dua kata tersebut. Mungkin ada yang masih bertanya atau masih bingung dengan yang telah dijelaskan di atas.
#Jawab 1. (DI SEKOLAH bisa menjadi MENYEKOLAHKAN)
Dalam kasus ini! Sepertinya sobat harus memahami maksud saya mengenai uji kata pada penggunaan kata “DI” yang disamakan dengan awalan “ME-”yakni hanya awalan tanpa akhiran “-KAN”. Sekali lagi hanya pada uji kata pada penggunaan kata “DI” tanpa akhiran “-KAN” bukan seperti pada kata “DISEKOLAHKAN” dan “MENYEKOLAHKAN”
Kata “DISEKOLAHKAN” ditulis serangkai dikarenakan kata “SEKOLAH” telah menjadi kata “SEKOLAHKAN” dan tidak lagi sebagai kata benda atau kata tunjuk (menunjukkan waktu atau tempat) melainkan telah menjadi kata kerja karena telah mengalami perubahan makna.
Perubahan makna tersebut dapat dilihat pada penggunaan kalimat berikut: (1). seorang anak perlu disekolahkan supaya mereka dapat belajar dengan baik. (2). Sekolahkananak adalah cara orangtua agar anak mendapatkan pendidikan yang layak, (3). Pendidikan yang baik untuk anak selain di sekolah dapat juga dilakukan di rumah.
Dapat dilihatkan? kata “sekolah” yang telah mengalami perubahan menjadi “sekolahkan” dan “disekolahkan” telah memiliki perbedaan makna. Kata “sekolahkan” bukan lagi kata tunjuk (menunjukkan waktu atau tempat) sehingga jika disandingkan dengan kata “DI” maka penulisannya menjadi “disekolahkan” beda halnya jika masih dalam bentuk dasar kata “sekolah” maka penulisannya harus dipisah “di sekolah” karena masih merupakan kata tunjuk (menujukkan waktu atau tempat).
Contoh lain dapat ditemukan pada kata-kata berikut!
- “DI MAKAM” jika diberi akhiran “-KAN” akan menjadi “DIMAKAMKAN” dan dapat menjadi “MEMAKAMKAN” apabila kata “DI” diganti menjadi awalan “ME”
- “DI PASAR” jika diberi akhiran “-KAN” akan menjadi “DIPASARKAN” dan dapat menjadi “MEMASARKAN” apabila kata “DI” diganti menjadi awalan “ME”
- “DI TEMPAT” jika diberi akhiran “-KAN” akan menjadi “DITEMPATKAN” dan dapat menjadi “MENEMPATKAN” apabila kata “DI” diganti menjadi awalan “ME”
Dari penjelasan di atas maka kata “DI SEKOLAH” tidak dapat menjadi “MENYEKOLAHKAN” apabila kita melakukan uji kata “DI” diubah menjadi awalan “ME”, kecuali pada kata “DISEKOLAHKAN”
#Jawab 2. (DI ATAS BISA JADI MENGATASI?)
Untuk kasus kedua ini sepertinya menjadi pertanyaan terbalik dan membingungkan. Sebab kata “MENGATASI” adalah bentuk perubahan dari kata dasar “ATASI” bukan “ATAS” sehingga hasil uji dari penggunaan kata “DI”yang coba disamakan dengan awalan “ME” seharusnya pada penggunaan kata “DIATASI” bisa diubah menjadi “MENGATASI”
Simpulan: Dari ulasan dan penjelasan di atas mungkin masih terdapat banyak kekurangan, tetapi umumnya untuk mengidentifikasi kata “DI” ditulis terpisah atau serangkai dapat dilihat pada kata yang disandingkan dengan kata “DI”. Jika kata yang disandingkan dengan kata “DI” merupakan kata kerja/kata sifat maka penulisan kata “DI” harus ditulis serangkai, tetapi jika disandingkan dengan kata benda/kata tunjuk (menunjukkan tempat dan waktu) maka kata “DI”harus ditulis terpisah.
Baca juga: Merubah dan Mempesona Benarkah Kata ini dalam Bahasa Indonesia?
Baca juga: Merubah dan Mempesona Benarkah Kata ini dalam Bahasa Indonesia?
Demikian ulasan dan informasi yang dapat saya bagikan kepada sobat melalui postingan ini. Semoga informasi di atas dapat memiliki manfaat dan berguna untuk anda. Selain itu saya harus mengakui bahwa ilmu kebahasaan yang saya miliki masih terbilang kurang. Oleh karenanya bagi sobat yang memiliki wawasan yang luas mengenai ilmu kebahasaan terutama bahasa Indonesia. Setidaknya dapat membagikan ilmunya dengan memberikan kritik dan sarannya kepada saya. Baik mengenai tulisan ini dan tulisan-tulisan saya lainnya yang ada dalam web/blog ini. Sekian dan Terima Kasih atas kunjungan dan komentarnya.
No comments:
Post a Comment